25 April 2015 0 komentar

tugas softskill




NAMA: ALDIAN ISMANTORO
NPM: 10513611
KELAS: 2PA14




PENYESUAIAN DIRI

Manusia sejatinya dilahirkan akan berhadapan dengan lingkungan yang membuatnya harus bisa dapat menyesuaikan diri, manusia pada awalnya melakukan penyesuaian fisiologis tetapi dengan seiringnya berkembangnya manusia, manusia tidak hanya harus bisa beradaptasi dengan lingkungan saja atau fisiologisnya saja tapi harus bisa menyesuaikan diri secara psikologis.

Penyesuain diri dalam bahasa aslinya dikenal dengan istilah adjustment atau personal adjustment. Schneiders berpendapat bahwa penyesuaian diri dapat ditinjau dari tiga sudut pandang, yaitu: penyesuaian diri sebagai adaptasi (adaptation), penyesuaian diri sebagai bentuk konformitas (conformity), dan penyesuaian diri sebagai usaha penguasaan (mastery) .

Pada mulanya penyesuaian diri diartikan sama dengan adaptasi ( adaptation ), padahal adaptasi ini pada umumnya lebih mengarah kepada penyesuaian diri dalam arti fisik, fisiologis, atau biologis. Misalnya, seseorang yang terbiasa dengan lingkungan yang sepi seperti di perkampungan dan udara yang sejuk terus pindah ke tempat ramai seperti perkotaan dengan udara yang panas maka seseorang harus bisa beradaptasi dengan lingkungan barunya.

Ada juga penyesuaian diri diartikan sama dengan penyesuaian yang mencakup konformitas terhadap suatu norma. Pemaknaan penyesuaian diri seperti ini pun terlalu banyak membawa akibat lain. Dengan memaknai penyesuaian diri sebagai usaha konformitas, menyiratkan bahwa di sana individu seakan-akan mendapat tekanan kuat untuk harus selalu mampu menghindarkan diri dari penyimpangan perilaku, baik secara moral, sosial, maupun emosional.
Proses penyesuaian diri pada manusia tidaklah mudah. Hal ini karena didalam kehidupannya manusia terus dihadapkan pada pola-pola kehidupan baru dan harapan-harapan sosial baru. Periode penyesuaian diri ini merupakan suatu periode khusus dan sulit dari rentang hidup manusia. Manusia diharapkan mampu memainkan peran-peran sosial baru, mengembangkan sikap-sikap sosial baru dan nilai-nilai baru sesuai dengan tugas-tugas baru yang dihadapi (Hurlock,1980).

Manusia yang dapat menyesuaikan diri dengan baik (good adjustment) adalah apabila seseorang menampilkan respon yang matang, efisien, memuaskan, dan wholesome. Yang dimaksud dengan respon yang efisien adalah respon yang hasilnya sesuai dengan harapan tanpa membuang banyak energi, waktu atau sejumlah kesalahan. Wholesome maksudnya adalah respon yang ditampilkan adalah sesuai dengan kodrat manusia, dalam hubungannya dengan sesama manusia, dan hubungannya dengan Tuhan. Manusia yang dapat menyesuaikan diri dengan baik maka hidupnya akan harmonis dan jauh dari penyimpangan-penyimpangan begitu juga sebaliknya apabila seseorang mengalami kesulitan dalam penyesuaian diri mereka akan mengalami maladjustment yang ditandai dengan penyimpangan atau perilaku yang menyimpang yang tidak berlaku di lingkungan tersebut.

Aspek-aspek Penyesuaian Diri

Pada penyesuaian diri ada dua aspek yaitu: penyesuaian pribadi dan penyesuaian sosial seperti yang akan di jelaskan di bawah ini.

1.  Penyesuaian Pribadi

Penyesuaian pribadi adalah kemampuan individu untuk menerima dirinya sendiri sehingga tercapai hubungan yang harmonis antara dirinya dengan lingkungan sekitarnya. Pada penyesuain ini seseorang menyadari siapa dirinya, apa kelebihan dan kekurangannya dan mampu bertindak obyektif sesuai dengan kondisi dirinya tersebut. Keberhasilan penyesuaian pribadi ditandai dengan tidak adanya rasa benci, lari dari kenyataan atau tanggungjawab, kecewa, atau tidak percaya pada kondisi dirinya. Kehidupan kejiwaannya ditandai dengan adanya perasaan yang tenang tidak adanya kegoncangan atau kecemasan yang menyertai rasa bersalah, rasa cemas, rasa tidak puas, rasa kurang dan keluhan terhadap nasib yang dialaminya.

Sebaliknya kegagalan penyesuaian pribadi ditandai dengan keguncangan emosi, kecemasan, ketidakpuasan dan keluhan terhadap nasib yang dialaminya dan dapat berdampak negative atau perilaku yang menyimpang.

2.  Penyesuaian Sosial 

Setiap iindividu hidup di dalam lingkup sosial. Di dalam lingkup sosial (masyarakat) terjadi proses saling  mempengaruhi satu sama lain silih berganti. Dari proses tersebut timbul suatu pola kebudayaan dan tingkah laku sesuai dengan sejumlah aturan, hukum, adat dan nilai-nilai yang mereka patuhi, demi untuk mencapai penyelesaian bagi persoalan-persoalan hidup sehari-hari.  Dalam bidang ilmu psikologi sosial, proses ini dikenal dengan proses penyesuaian sosial. Penyesuaian sosial terjadi dalam lingkup hubungan sosial tempat individu hidup dan berinteraksi dengan orang lain. Hubungan-hubungan tersebut mencakup hubungan dengan masyarakat di sekitar tempat tinggalnya, keluarga, sekolah, teman atau masyarakat luas secara umum.
Apa yang diserap atau dipelajari individu dalam poroses interaksi dengan masyarakat masih belum cukup untuk menyempurnakan penyesuaian sosial yang memungkinkan individu untuk mencapai penyesuaian pribadi dan sosial dengan cukup baik. Proses berikutnya yang harus dilakukan individu dalam penyesuaian sosial adalah kemauan untuk mematuhi norma-norma dan peraturan sosial kemasyarakatan. Dalam proses penyesuaian sosial individu mulai berkenalan dengan kaidah-kaidah dan peraturan-peraturan tersebut lalu mematuhinya sehingga menjadi bagian dari pembentukan jiwa sosial pada dirinya dan menjadi pola tingkah laku kelompok.

Kedua penyesuaian di atas adalah dasar agar indvidu dapat menyesuaikan diri dengan baik tanpa adanya perilaku penyimpangan yang tidak sesuai dengan peraturan dan norma-norma yang terdapat di suatu lingkungan tersebut.
PENGERTIAN PERTUMBUHAN PERSONAL

Manusia  merupakan makhluk individu. Manusia disebut sebagai individu apabila tingkah lakunya spesifik atau menggambarkan dirinya sendiri dan bukan bertingkah laku secara umum atau seperti orang lain. Jadi individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan-peranan yang khas dalam lingkup sosial tetapi mempunyai kekhasan tersendiri yang spesifik terhadap dirinya didalam lingkup sosial tersebut. Kepribadian suatu individu tidak sertamerta langsung terbentuk, akan tetapi melalui pertumbuhan sedikit demi sedikit dan melalui proses yang panjang.

Setiap individu pasti akan mengalami pembentukan karakter atau kepribadian. Dan hal tersebut membutuhkan proses yang sangat panjang dan banyak faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan kepribadiannya tersebut dan keluarga adalah faktor utama yang akan sangat mempengaruhi pembentukan kepribadian. Hal ini disebabkan karena keluarga adalah kerabat yang paling dekat dan kita lebih sering bersama dengan keluarga. Setiap keluarga pasti menerapkan suatu aturan atau norma yang mana norma-norma tersebut pasti akan mempengaruhi dalam pertumbuhan personal individu. Bukan hanya dalam lingkup keluarga, tapi dalam lingkup masyarakat atau sosialpun terdapat norma-norma yang harus di patuhi dan hal itu juga mempengaruhi pertumbuhan individu.

Setiap individu memiliki naluri yang secara tidak langsung individu dapat memperhatikan hal-hal yang berada disekitarnya apakah  hal itu benar atau tidak, dan ketika suatu individu berada di dalam  masyarakat yang memiliki suatu  norma-norma yang berlaku maka ketika norma tersebut di jalankan akan memberikan suatu pengaruh dalam kepribadian, misalnya suatu individu ada di lingkungan masyarakat yang tidak disiplin yang dalam menerapkan aturan-aturannya maka lama-kelamaan pasti akan mempengaruhi dalam kepribadian sehingga menjadi kepribadian yang tidak disiplin, begitupun dalam lingkungan keluarga, semisal suatu individu berada di lingkup keluarga yang cuek maka individu tersebut akan terbawa menjadi pribadi yang cuek.

 
Faktor – faktor yang mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan individu
Faktor genetik

Ø   Faktor keturunan — masa konsepsi
Ø  Bersifat tetap atau tidak berubah sepanjang kehidupan
Ø  Menentukan beberapa karakteristik seperti jenis  kelamin, ras, rambut, warna mata, pertumbuhan fisik, sikap tubuh dan beberapa keunikan psikologis seperti temperamen
Ø   Potensi genetik yang bermutu hendaknya dapat berinteraksi dengan lingkungan secara positif sehingga diperoleh hasil akhir yang optimal.

Faktor eksternal / lingkungan

Ø  Mempengaruhi individu setiap hari mulai konsepsi sampai akhir hayatnya, dan sangat menentukan tercapai atau tidaknya potensi bawaan
Ø  Faktor eksternal yang cukup baik akan memungkinkan tercapainya potensi bawaan, sedangkan yang kurang baik akan menghambatnya 

Dari semua faktor-faktor  di atas dan pengaruh dari lingkungan sekitar seperti keluarga dan masyarakat maka akan memberikan pertumbuhan bagi suatu individu. Seiring berjalannya waktu, maka terbentuklah individu yang sesuai dan dapat menyesuaikan dengan lingkungan sekitar.




Arti Penting Stress

Kita semua pernah mengalami stress.Tetapi sebenarnya stress tidak selalu jelek.Stress dalam tingkat yang sedang itu perlu untuk menghasilkan kewaspadaan dan minat pada tugas yang ada , dan membantu orang melakukan penyesuaian.Sistem syaraf juga memerlukan rangsangan agar bisa tetap terlatih dan selanjutnya bisa berfungsi dengan baik.Secara umum yang dimaksud dengan stress adalah reaksi tubuh terhadap situasi yang menimbulkan tekanan , perubahan , ketegangan emosi , dan lain-lain.Menurut Lazarus 1999(dalam Rod Plotnik 2005:481) “Stres adalah rasa cemas atau terancam yang timbul ketika kita menginterpretasikan atau menilai suatu situasi sebagai melampaui kemampuan psikologis kita untuk bisa menanganinya secara memadai”.
Stress berbeda dengan stresor . Stresor adalah sesuatu yang menyebabkan stres.Stres itu sendiri adalah akibat dari interaksi timbal balik antara rangsangan lingkungan dan respons individu.



Efek-efek stress menurut Hans Selye
Hans Selye (1946,1976) telah melakukan riset terhadap 2 respon fisiologis tubuh terhadap stress : Local Adaptation Syndrome (LAS) dan General Adaptation Syndrome (GAS).

o   Local Adaptation Syndrom (LAS)
Tubuh menghasilkan banyak respons setempat terhadap stress. Respon setempat ini termasuk pembekuan darah dan penyembuhan luka, akomodasi mata terhadap cahaya, dll. Responnya berjangka pendek.

Karakteristik dari LAS :
-       Respon yang terjadi hanya setempat dan tidak melibatkan semua system
-       Respon bersifat adaptif; diperlukan stressor untuk menstimulasikannya
-       Respon bersifat jangka pendek dan tidak terus menerus.
-       Respon bersifat restorative.


Sebenarnya respon LAS ini banyak kita temui dalam kehidupan kita sehari – hari seperti yang diuraikan dibawah ini :



-       Respon inflamasi
respon ini distimulasi oleh adanya trauma dan infeksi. Respon ini memusatkan diri hanya pada area tubuh yang trauma sehingga penyebaran inflamasi dapat dihambat dan proses penyembuhan dapat berlangsung cepat.

-       Respon refleks nyeri
respon ini merupakan respon adaptif yang bertujuanmelindungi tubuh dari kerusakan lebih lanjut. Misalnya mengangkat kaki ketika bersentuhan dengan benda tajam.

o   General Adaptation Syndrom (GAS)
GAS merupakan respon fisiologis dari seluruh tubuh terhadap stres. Respon yang terlibat didalamanya adalah sistem saraf otonom dan sistem endokrin. Di beberapa buku teks GAS sering disamakan dengan Sistem Neuroendokrin.

-       Fase Alarm (Waspada)
Melibatkan pengerahan mekanisme pertahanan dari tubuh dan pikiran untuk menghadapi stressor. Reaksi psikologis “fight or flight” dan reaksi fisiologis. Tanda fisik : curah jantung meningkat, peredaran darah cepat, darah di perifer dan gastrointestinal mengalir ke kepala dan ekstremitas. Banyak organ tubuh terpengaruh, gejala stress memengaruhi denyut nadi, ketegangan otot dan daya tahan tubuh menurun.
Fase alarm melibatkan pengerahan mekanisme pertahanan dari tubuh seperti pengaktifan hormon yang berakibat meningkatnya volume darah dan akhirnya menyiapkan individu untuk bereaksi. Hormon lainnya dilepas untuk meningkatkan kadar gula darah yang bertujuan untuk menyiapkan energi untuk keperluan adaptasi, teraktifasinya epineprin dan norepineprin mengakibatkan denyut jantung meningkat dan peningkatan aliran darah ke otot. Peningkatan ambilan O2 dan meningkatnya kewaspadaan mental.
Aktifitas hormonal yang luas ini menyiapkan individu untuk melakukan “ respons melawan atau menghindar “. Respon ini bisa berlangsung dari menit sampai jam. Bila stresor masih menetap maka individu akan masuk ke dalam fase resistensi.



-        Fase Resistance (Melawan)
Individu mencoba berbagai macam mekanisme penanggulangan psikologis dan pemecahan masalah serta mengatur strategi. Tubuh berusaha menyeimbangkan kondisi fisiologis sebelumnya kepada keadaan normal dan tubuh mencoba mengatasi faktor-faktor penyebab stress. Bila teratasi gejala stress menurun àatau normal, tubuh kembali stabil, termasuk hormon, denyut jantung, tekanan darah, cardiac out put. Individu tersebut berupaya beradaptasi terhadap stressor, jika ini berhasil tubuh akan memperbaiki sel-sel yang rusak. Bila gagal maka individu tersebut akan jatuh pada tahapa terakhir dari GAS yaitu : Fase kehabisan tenaga.

-       Fase Exhaustion (Kelelahan)
Merupakan fase perpanjangan stress yang belum dapat tertanggulangi pada fase sebelumnya. Energi penyesuaian terkuras. Timbul gejala penyesuaian diri terhadap lingkungan seperti sakit kepala, gangguan mental, penyakit arteri koroner, dll. Bila usaha melawan tidak dapat lagi diusahakan, maka kelelahan dapat mengakibatkan kematian.
Tahap ini cadangan energi telah menipis atau habis, akibatnya tubuh tidak mampu lagi menghadapi stres. Ketidak mampuan tubuh untuk mepertahankan diri terhadap stressor inilah yang akan berdampak pada kematian individu tersbut.

Faktor-faktor individual dan sosial yang menjadi penyebab stres
Stress merupakan salah satu gejala yang memiliki faktor-faktor penyebab,dan akan diuraikan secara singkat faktor individual & sosial yang menjadi penyebab stress dibawah ini.

a.    Faktor sosial
Selain peristiwa penting, ternyata tugas rutin sehari-hari juga berpengaruh terhadap kesehatan jiwa, seperti kecemasan dan depresi. Dukungan sosial turut mempengaruhi reaksi seseorang dalam menghadapi stres.Dukungan sosial mencakup : Dukungan emosional, seperti rasa dikasihi; dukungan nyata, seperti bantuan atau jasa; dan dukungan informasi, misalnya nasehat dan keterangan mengenai masalah tertentu.


b.    Faktor Individual
Tatkala seseorang menjumpai stresor dalam lingkungannya, ada dua karakteristik pada stresor tersebut yang akan mempengaruhi reaksinya terhadap stresor itu yaitu: Berapa lamanya (duration) ia harus menghadapi stresor itu dan berapa terduganya stresor itu (predictability).



Tipe-tipe stress
Menurut Maramis (1990) ada empat tipe stress psikologis yaitu:

a)        Frustasi
Muncul karena adanya kegagalan saat ingin mencapai suatu tujuan.Frustasi adaa yang bersifat intrinsik (cacat badan dan kegagalan usaha) dan ekstrinsik (kecelakaan,bencana alam,kematian,pengangguran,perselingkuhan,dll)

b)        Konflik
Ditimbulkan karena ketidakmampuan memilih dua atau lebih macam keinginan,kebutuhan atau tujuan.Bentuk konflik digolongkan menjadi tiga bagian yaitu approach-approach conflict,approach-avoidant conflict,avoidant-avoidant conflict.

c)        Tekanan
Tekanan timbul dalam kehidupan sehari-hari dan dapat berasal dalam diri individu.Tekanan juga dapat berasal dari luar diri individu/

d)        Kecemasan
Kecemasan merupakan suatu kondisi individu merasakan kekhawatiran,kegelisahan,ketegangan,dan rasa tidak nyaman yang tidak terkendali mengenai kemungkinan akan terjadinya sesuatu yang buruk.




Pendekatan Problem Solving Terhadap Stress
Salah satu cara dalam menangani stres yaitu menggunakan metode Biofeedback, tekhniknya adalah mengetahui bagian-bagian tubuh mana yang terkena stres kemudian belajar untuk menguasainya. Teknik ini menggunakan serangkaian alat yang sangat rumit sebagai feedback.
Melakukan sugesti untuk diri sendiri, juga dapat lebih efektif karena kita tahu bagaimana keadaan diri kita sendiri. Berikan sugesti-sugesti yang positif, semoga cara ini akan berhasil ditambah dengan pendekatan secara spiritual (mengarah kepada Tuhan).


DAFTAR PUSTAKA


Wexley, Kenneth N. & Gary A. Yukl, Organizational Behavior and Personnel Psychology, Richard D. Irwin Inc., 1977

Yusuf,S. (2004). Psikologi perkembangan anak dan remaja. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Offset

Smeltzer bare, 2002, Buku Ajar keperawatan Medikal Bedah Brunner & studdarth edisi 8 , EGC, Jakarta.

Basuki, Heru. (2008). Psikologi Umum. Jakarta: Universitas Gunadarma

Lur Rochman, Kholil.(2010). Kesehatan Mental.Purwokerto: STAIN press.
11 April 2015 0 komentar

softskill tugas 1

Konseptual kreativitas
Kreatif adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata, baik dalam bentuk karya baru maupun kombinasi dengan hal-hal yang sudah ada, yang belum pernah ada sebelumnya dengan menekankan kemampuan yaitu yang berkaitan dengan kemampuan untuk mengkombinasikan, memecahkan atau menjawab masalah, dan cerminan kemampuan operasional anak kreatif.

Definisi Operasional Kreativitas

Kretivitas merupakan : “Kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan (fleksibilitas), dan originalitas dalam berfikir, serta kemampuan untuk mengelaborasi (mengembangkan, memperkayam memperinci) suatu gagasan”.

Definisi Kreativitas menurut Clark (dalam Basuki, 2010) :
Clark berdasarkan hasil berbagai penelitian tentang spesialisasi belahan otak,mengemukakan : “Kretivitas merupakan ekspresi tertinggi keterbakatan dan sifatnya terintegrasikan, yaitu sintesa dari semua fungsi dasar manusia yaitu : berfikir, merasa, menginderakan dan intuisi (basic function of thingking, feelings, sensing and intuiting)” (Jung 1961, Clark 1986).



a.     Teori psikoanalisis : melihat kreativitas sebagai hasil mengatasi suatu masalah , yang dimulai dimasa kanak-kanak. Pribadi kreatif dianggap sebagai seseorang yang mempunyai pengalaman traumatis,yang dihadapi dengan memungkinkan gagasan yang disadari dan yang tidak disadari bercampur menjadi pemecahan inovatif dari trauma.

Teori Freud

Sigmund Freud (1856-1939) tokoh yang menjelaskan proses kreatif dari mekanisme pertahanan, yang merupakan upaya tak sadar untuk menghindari kesadaran mengenai ide yang tidak menyenangkan atau yang tidak dapat diterima. Freud percaya bahwa mekanisme sublimasi merupakan penyebab utama dari kreativitas . Kaitan antara kebutuhan seksual yang tidak disadari dan kreativitas mulai pada tahun pertama dari kehidupan. Menurut Freud orang hanya didorong untuk menjadi kreatif jika mereka tidak dapat memenuhi kebutuhan seksual secara langsung.




·        Teori Kris
Ernest Kris menekankan bahwa mekanisme pertahanan regresi (beralih ke sebelumnya yang akan memberi kepuasan, jika perilaku sekarang tidak berhasil atau tidak memberi kepuasan) juga sering muncul dalam tindakan kreatif. Jika seseorang mampu untuk “regress” ke kerangka berpikir , rintangan antara alam pikiran sadar dan tidak sadar menjadi kurang, dan bahan yang yang tidak disadari yang sering mengandung benih kreativitas dapat menembus kea lam kesadaran.

·        Teori Jung
Carl jung percaya bahwa ketidaksadaran memainkan peranan yang penting dalam kreativitas tingkst tinggi. Yang mana alam pikiran yang tidak disadari dibentuk oleh masa lalu pribadi. Dari ketidaksadaran kolektif timbul penemuan,teori, seni dan karya baru lainnya.Proses ini yang menjadi lanjutan dari eksistensi manusia.




b.     Teori Humanistik : melihat kreativitas sebagai hasil dari kesehatan psikologis tingkat tinggi. Yang dapat berkembang sepanjang hidup.

·        Teori Maslow
Menurut maslow pendukung utama dari humanistik, manusia mempunyai naluri dasar yang menjadi nyata sebagai kebutuhan. Proses perwujudan diri menjadi erat berkaitan dengan kreativitas.

·        Teori Rogers
Menurut carl rogers tiga kondisi dari pribadi yang kreatif adalah : Keterbukaan terhadap pengalaman,  kemampuan untuk menilai situasi sesuai dengan patokan pribadi seseorang dan kemampuan untuk bereksperimen , untuk bermain dengan konsep-konsep.

  Teori Csikszentmihalyi
Menurut Csikszentmihalyi faktor pertama yangg memudahkan munculnya kreativitas adalah sifat keturunan bawaan (genetic predisposition) untuk ranah tertentu. Orang yang pendengarannya tajam dan peka terhadap berbagai jenis suara lebih mudah untuuk menjdai pemain musik atau pekerjaan yang berhubungan dengan suara. Orang yang mempunyai kemampuan otot kuat dan mampu nerlari dalam jangka yang lama mudah untuk menjadi pemain bola.



Bisnis Makanan Unik Berbahan Dasar Ubi Ungu — Ubi ungu adalah salah satu jenis umbi yang kaya akan nutrisi dan memiliki citarasa yang lezat. Kandungan karbohidrat kompleks yang terkandung dalam ubi ungu membuat siapa saja yang mengkonsumsinya jadi kenyang lebih lama. Tak cuma sekedar menjadi sumber karbohidrat, ubi ungu juga kaya akan kandungan protein dan anti oksidan yang baik untuk menangkal efek radikal bebas yang bisa mengganggu kesehatan tubuh.
www.suksesbisnisusaha.com
www.suksesbisnisusaha.com
Gaya hidup masyarakat yang sudah mulai peduli terhadap pola hidup sehat juga mendorong berkembangnya berbagai produk kuliner yang memanfaatkna ubi ungu sebagai bahan dasar. Salah satu kudapan unik yang memanfaatkan bahan dasar ubi ungu adalah Egg Roll Ubi Ungu Shasa.
Ulasan Terciptanya Konsep Egg Roll Ubi Ungu
Egg Roll Ubi Ungu pertama kali dikreasikan oleh seorang ibu rumah tangga bernama Ifah. Awalnya, Ifah bersama sang suami memiliki bisnis kuliner kue kering homemade yang banyak memanfaatkan ubi ungu sebagai bahan baku. Selama kurang lebih 3 tahun menjalankan bisnis kue kering yang hanya ramai ketika menjelang hari raya, Ifah kemudian mulai menemukan ide untuk memproduksi egg roll ubi ungu yang masa jualnya bisa berlangsung sepanjang tahun.
Berbekal eksperimen dan pengalaman di bisnis kue kering, Ifah mulai mencoba memadukan bahan baku ubi ungu untuk membuat produk egg roll ubi ungu. Sungguh diluar dugaan, produk egg roll ubi ungu dengan merek Shasa tersebut digemari oleh para pelanggan Ifah. Para penggemar Egg Roll Ubi Ungu Shasa menganggap bahwa egg roll tersebut memiliki citarasa khas ubi ungu yang begitu lembut dan berbeda dengan jenis kudapan lainnya.
Serius Mengembangkan Egg Roll Ubi Ungu Shasa
Melihat animo pelanggan yang sangat besar terhadap produk egg roll nya, Egg Roll Ubi Ungu Sasha kemudian semakin serius melakukan ekspansi bisnis. Tadinya Egg Roll Ubi Ungu Sasha menggunakan plastik berukuran sedang untuk mengemas 20 batang egg roll.
Namun penggunaan packaging yang sederhana tersebut membuat Egg Roll Ubi Ungu Sasha jadi mudah hancur bila terkena benturan atau ditumpuk dalam jumlah yang banyak. Oleh sebab itu, Ifah mulai mengembangkan desain box sebagai kemasan baru bagi Egg Roll Ubi Ungu Shasa. Butuh beberapa kali pengembangan desain untuk mendapatkan ukuran dan tampilan kemasan yang paling pas dan sesuai dengan karakteristik egg roll berbahan dasar ubi ungu.
Selain memperhatikan kualitas kemasan, Egg Roll Ubi Ungu Shasa juga senantiasa menjaga kualitas bahan baku. Tim penyediaan bahan baku camilan ini akan berbelanja langsung ke pasar Ketela Karangkajen Yogyakarta agar bisa memilih bahan baku yang karakteristiknya sesuai untuk produksi Egg Roll Ubi Ungu Shasa.
Proses operasional yang dibantu oleh 21 orang karyawan membuat Egg Roll Ubi Ungu Shasa bisa memproduksi 650 hingga 700 box egg roll setiap hari. Hingga akhir tahun 2014, kita bisa menemukan produk ini di berbagai toko oleh-oleh dan supermarket di kawasan sekitar Yogyakarta.



TANGGAPAN DAN KESIMPULAN


Menurut saya bahan makanan dari ubi ungu sangat sehat apa lagi di buat untuk
Cemilan sehari hari dengan harga yang terjangakau dan rasa yang cukup enak
Tidak heran kalau peminat dari egg roll ubi ini banyak sekali peminatnya

Kesimpulan dari saya, semua yang berawal dari niatan kecil akan menjadi besar
Jika bersungguh sungguh apa lagi usaha cemilan egg roll ini yang berbahan dasarkan
Ubi ungu yang di kenal banyak hasiat
Karena bisnis ini cukup lumayan untuk jangka panjang apa lagi jika ada inovasi

Seperti mie & makanan yang lainnya yang berbahan dasarkan ubi ungu

lebih kreatif mana sih, antara pria dan wanita? 
Peneliti membuktikan bahwa pria lebih baik ketika menggunakan otak kiri mereka dibandingkan wanita yang biasanya memproses menggunakan dua bagian otak. Pria memiliki kekuatan ketika menggunakan otak bagian kiri dan mencari solusi masalah. Sementara wanita cenderung menyelesaikan masalah secara kreatif.
Terdapat salah satu bagian pada otak yang dinamakan inferior-parietal lobule (IPL). Pada pria, bagian ini lebih besar dibandingkan wanita, terutama pada otak bagian kiri. Bagian ini berhubungan dengan kemampuan matematika. Itulah sebabnya pria lebih jago dalam hal teknis dan matematis dibandingkan wanita.
Sedangkan ukuran otak pria lebih besar daripada wanita, sekitar 11 - 12 persen. Ini tak ada hubungannya dengan kecerdasan, namun ini bisa menjelaskan adanya perbedaan ukuran tubuh pria dan wanita. Pria membutuhkan otak yang lebih besar untuk mengontrol tubuh dan otot yang lebih besar pula.




vDaftar Pustaka
Afifa, Nindah Nur. (2007). Peran seni dalam mengembangkan kreatifitas siswa. http://media.diknas.go.id/media/document/5465.pdf.
Basuki, Heru. (2010). Pendahuluan. http://v-class.gunadarma.ac.id/mod/ resource/view. php?id=15517. Saturday, 13 February 2010, 20:08.
Basuki, Heru. (2010). Teori-Teori Mengenai Kreativitas. http://v-class.gunadarma. ac.id/ mod/resource/view.php?id=15524.
Munandar, Utami. (2002). Kreativitas dan keberbakatan strategi mewujudkan potensi kreatif dan bakat. http://www.maindexchange.com/index2.php?option=com_ docman& task=doc_view&gid=99&Itemid=28.
www.labschool-unj.sch.id/smpjkt/materi_download.php?id=7.


 Sumber: http://suksesbisnisusaha.com
 
;