19 Juni 2015

pengulangan kreativitas tugas akhir

Nama Aldian ismantoro
Kelas 2pa14
Pengulangan kreativitas
Npm:10513611

apa itu bakat?
Pengertian Bakat
sebenarnya apa sih bakat itu? Apakah saya punya bakat? Makhluk semesterius apa sih bakat itu? Dimana bakat saya? Bagaimana cara menemukannya? Kepada siapa sebetulnya saya harus bertanya tentang bakat saya? Dan seterusnya.
Sebelum kita membahas pertanyaan-pertanyaan semacam di atas, saya ingin mengatakan bahwa bakat menurut penjelasan teoritisnya memang punya wilayah bahasan yang cukup luas. Di dalam literatur ilmiah, ada istilah talent, ada istilah giftedness, ada istilah traits, ada istilah intelligence seperti dalam “multiple intelligence, aptitude, dan seterusnya. Selain harus berurusan dengan istilah-istilah yang mungkin tidak dimengerti bagi kebanyakan orang, pun juga tidak semua orang “boleh” memberikan penilaian tentang bakat seseorang. Hanya bagi orang-orang yang sudah bersertifikat di bidang ini yang “disahkan” memberikan penilaian.
Tetapi, bakat dalam pengertian bahasa atau dalam pengertian yang umum kita pahami, adalah kelebihan / keunggulan alamiah yang melekat pada diri kita dan menjadi pembeda antara kita dengan orang lain. Kamus Advance, misalnya, mengartikan talent dengan “natural power to do something well.” Dalam kamus Marriam-Webster’s, dikatakan “natural endowments of person.” Dalam percakapan sehari-hari kita sering mengatakan si anu berbakat di nyanyi, di bisnis, di IT dan seterusnya.
Rupanya, bakat dalam pengertian kedua ini juga dipakai oleh Thomas Amstrong, pakar pendidikan dari Harvard University yang sering berkolaborsi dengan Howard Gardner dalam membahas kecerdasan. Dalam tulisannya, Little Geniuses, yang pernah diterbitkan majalah Parenting (1989), ia menjelaskan, bakat manusia bisa muncul dalam berbagai bentuk. Perhatikan daftar kemampuan (ability) di bawah ini lalu deteksi mana yang paling kuat di dalam diri Anda:

Acting Ability (akting / gerakan)
Adventuresomeness (kepetualangan)
Aesthetic perceptiveness (estitika)
Artistic Talent (artistik)
Athletic prowess (ke-atlit-an)
Common sense (pengetahuan umum)
Compassion (peduli orang lain, mudah tersentuh)
Courage (keberanian)

Daftar di atas baru sebagian dari sekian. Masih banyak kemampuan alamiah manusia yang belum atau tidak bisa dijabarkan. Dan lagi, kalau kita perhatikan praktek hidup, amat sangat jarang ada orang yang hanya diberi satu kemampuan dari daftar di atas. Dalam diri setiap manusia ada sekian kemampuan dari daftar di atas. Orang yang hebat di bidang IT tidak berarti hanya dibekali kemampuan tekun dalam meng-otak-atik komputer. Ia juga punya kemauan keras, punya disiplin, kreatif, mau mempelajari hal-hal baru dan seterusnya. Seorang tokoh agama tidak berarti hanya dibekali kemampuan spiritual sensibility saja. Ia juga punya kemampuan lain yang mendukung keunggulannya, seperti verbal, sosial, dan lain-lain.

Hal lain yang perlu kita ingat adalah penjelasan Dr. Sternberg, pakar Psikologi dari Yale University (Practical Intelligence, John Meunier, Fall, 2003)). Selama bertahun-tahun mengkaji kemampuan manusia, ia berkesimpulan bahwa kemampuan manusia itu bukanlah sebuah kemampuan yang sifatnya sudah baku pada satu bentuk atau titik tertentu (not fixed ability), tetapi sebuah kemampuan yang sifatnya terus berkembang (developing abilities).

Perbedaan kretivitas dan bakat

Bakat
Bakat adalah sebuah sifat dasar, kepandaian dan pembawaan yang dibawa sejak lahir, misalnya menulis. Ada juga kata “bakat yang terpendam”, artinya bakat alami yang dibawah sejak lahir tapi tidak dikembangkan. Misalnya seseorang memilki bakat menjadi seorang pelari, tetapi tidak dikembangkan, sehingga kemampuannya untuk berlari juga tidak berkembang.
Bakat memiliki tiga arti yaitu achievement (kemampuan aktual), capacity (Kemampuan potensial), dan aptitude (sifat dan kualitas).
Ciri-ciri bakat, yaitu:
  • Bakat merupakan kondisi atau kualitas yang dimiliki seseorang, yang memungkinkan seseorang tersebut akan berkembang pada masa mendatang. 
  • Bakat merupakan potensi bawaan yang masih membutuhkan latihan agar dapat terwujud secara nyata. 
  • Bakat merupakan potensi terpendam dalam diri seseorang. 
  • Bakat dapat muncul perlu digali, ditemukan, dilatih, dan dikembangkan. 
  • Bakat memungkinkan seseorang untuk mencapai prestasi dalam bidang tertentu, akan tetapi harus ditunjang dengan minat, latihan, pengertian, pengetahuan, pengalaman, dan dorongan.Bakat tidak selalu identik disertai minat. 
  • Bakat yang tidak disertai minat, maupun minat yang tidak disertai bakat, akan menimbulkan gap. Bila orang tua tidak cukup cermat misalnya dengan hal ini akan berdampak buruk bagi anak. 
Aspek-aspek Bakat:
  • Aspek perseptual: meliputi kemampuan dalam memberikan penilaian atau pemahaman terhadap sesuatu. 
  • Aspek psikomotor: meliputi kemampuan fisik seperti kekuatan fisik, kecepatan gerak, ketelitian dan ketepatan, koordinasi dan keluwesan anggota tubuh. 
  • Aspek intelektual: meliputi kemampuan mengingat dan mengevaluasi suatu informasi
Atas dasar bakat yang dimilikinya, maka seseorang akan mampu menunjukkan kelebihan dalam bertindak dan menguasai serta memecahkan masalah dibandingkan orang lain. Seseorang yang memiliki bakat akan cepat dapat diamati karena kemampuan yang ia miliki akan berkembang dengan pesat.

Kreativitas

Kreativitas merupakan salah satu ciri dari perilaku yang inteligen karena kreativitas juga merupakan manifestasi dari suatu proses kognitif. Meskipun demikian, hubungan antara kreativitas dan inteligensi tidak selalu menunjukkan bukti-bukti yang memuaskan. Walau ada anggapan bahwa kreativitas mempunyai hubungan yang bersifat kurva linear dengan inteligensi, tapi bukti-bukti yang diperoleh dari berbagai penelitian tidak mendukung hal itu. Skor IQ yang rendah memang diikuti oleh tingkat kreativitas yang rendah pula. Namun semakin tinggi skor IQ, tidak selalu diikuti tingkat kreativitas yang tinggi pula. Sampai pada skor IQ tertentu, masih terdapat korelasi yang cukup berarti. Tetapi lebih tinggi lagi, ternyata tidak ditemukan adanya hubungan antara IQ dengan tingkat kreativitas.


Jurnal kreativitas dan keberbakatan
Tampak adanya fenomena bahwa dalam proses pembelajaran pendidikan
jasmani di sekolah dasar, masih ada kecenderungan terhadap pengekangan
kebebasan siswa, pembelajaran masih banyak didominasi guru, sehingga siswa
hanya berperan sebagai pelaksana terhadap perintah guru, siswa tidak mendapat
kebebasan untuk mengekspresikan dirinya Jika hal tersebut dibiarkan,
dikhawatirkan akan berdampak negatif terhadap pengembangan kreativitas siswa.
Padahal kreativitas penting untuk dipupuk dan dikembangkan, karena kreativitas
memang sangat dibutuhkan terutama berkaitan dengan pembangunan Indonesia
yang membutuhkan sumber daya manusia berkualitas yang memiliki kreativitas
tinggi.
Salah satu cara untuk mengembangkan kreativitas siswa adalah melalui
implementasi model pembelajaran inkuiri dalam pendidikan jasmani alasannya
karena kreativitas bisa berkembang jika tidak ada pengekangan, artinya dalam
proses pembelajaran siswa diberi kebebasan untuk mengekspresikan dirinya dan
dalam hal ini guru tidak mendominasi pembelajaran, dan banyak ahli yang
berpendapat bahwa model pembelajaran inkuiri dapat digunakan untuk
mengembangkan kreativitas. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana
profil kreativitas siswa sebelum dan sesudah diimplementasikan model
pembelajaran inkuiri dalam pendidikan jasmani?
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian eksperimen.
Perlakuan diberikan selama satu semester. Desain penelitian yang digunakan
adalah “Pre Test – Post Test”. Instrumen tes untuk mengukur kreativitas
menggunakan angket.
Setelah dilakukan penghitungan dan analisis data maka terbukti bahwa
implementasi model pembelajaran inkuiri yang diterapkan dalam pendidikan
jasmani dapat mengembangkan kreativitas siswa Sekolah Dasar.

MKPS. LB 334 PENDIDIKAN ANAK BERBAKAT : S1, 3 SKS, SMT 3

Mata kuliah ini merupakan kelompok mata kuliah wajib, yaitu bagi mahasiswa jurusan
pendidikan luar biasa. Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan
konsep anak berbakat , identifikasi dan layanan pendidikannya serta pengembangan program
bimbingan konseling bagi anak berbakat. Matakulian ini mengkaji hakekat keberbakatan dan konsep
anak berbakat. Pembahasannya mencakup juga karakteristik dan pengembangan model layanan anak
bebakat, kurikulum berdiferensiasi, program pembelajaran, model pembelajaran anak berbakat dan
bimbingan konseling anak berbakat. Pelaksanaan perkuliahan menggunakan berbagai pendekatan
pembelajaran, terutama pendekatan ekspositori dalam bentuk ceramah dan tanya jawab, dan
pendekatan inkuiri dengan menggunakan pendekatan penyelesaian tugas penyusunan dan penyajian
makalah, laporan buku, dan jurnal. Media pembelajaran yang akan digunakan adalah LCD, OHP
serta media-media lainnya yang disesuaikan dengan topik perkuliahan yang akan disampaikan.
Tahapan penguasaan mahasiswa melalaui evaluasi UTS (bobot 35%), UAS (bobot 35%), Tugas
(bobot 20%), Kehadiran dan keaktifan (bobot 10%). Khusus untuk kehadiran minimal mahasiswa
adalah 80% dari 16 kali rencana pertemuan selama satu semester.

Buku utama;
Ashmen, Andrian dan Elkins.John (1994) Educating Children With Special Needs. New York:
Prentice Hall; Clark, Barbara (1983) Growing Up Gifted, Secon. Ed. Ohio; Charles E.merrril
Publishing Company ; Cullatta, Richard A st.al ( 2003) Fundamentals of Special Education, What
Every teacher Need to Know. New Jersey : Pearson Education; Ichrom, M.Sholeh Y.A. (1996),
Identifikasi dan Pendidikan Dini Anak Berbakat, Jakarta: Depdikbud; McBrayer, Kim Fong Poon
dan Gon Jon Liang, Ming (2002) Special Needs Education, Children with Exceptionalities. Hong
kong,: The Chinese University Press; Munandar, Utami ( 1995) Mengembangkan Kreativitas Anak
Berbakat, Jakarta: Depdikbud; Sisk, Dorothy (1987) Kreative Teaching of the Gifted. USA:
McGraw-Hill; Smith, J. David (1998) Inclusion, School for All Student, Wodsworth Publishing
Company; Semiawan, Conny (1996) Perspektif Pendidikan Anak Berbakat, Jakarta: Depdikbud;
Miler, Alice ( 2005) The Drama of The Gifted Child : The Search for the True Self Drama Anakanak

kita. Anak Berbakat mencari Identitas. Penerjemah : Nikmah Sarjono. Jakarta: Alvabeta

0 komentar:

Posting Komentar

 
;