Nama Aldian ismantoro
Kelas 2pa14
Pengulangan kreativitas
Npm:10513611
apa itu bakat?
Pengertian Bakat
sebenarnya apa sih
bakat itu? Apakah saya punya bakat? Makhluk semesterius apa sih bakat itu?
Dimana bakat saya? Bagaimana cara menemukannya? Kepada siapa sebetulnya saya
harus bertanya tentang bakat saya? Dan seterusnya.
Sebelum kita
membahas pertanyaan-pertanyaan semacam di atas, saya ingin mengatakan bahwa
bakat menurut penjelasan teoritisnya memang punya wilayah bahasan yang cukup
luas. Di dalam literatur ilmiah, ada istilah talent, ada istilah giftedness,
ada istilah traits, ada istilah intelligence seperti dalam “multiple
intelligence, aptitude, dan seterusnya. Selain harus berurusan dengan
istilah-istilah yang mungkin tidak dimengerti bagi kebanyakan orang, pun juga
tidak semua orang “boleh” memberikan penilaian tentang bakat seseorang. Hanya
bagi orang-orang yang sudah bersertifikat di bidang ini yang “disahkan”
memberikan penilaian.
Tetapi, bakat dalam
pengertian bahasa atau dalam pengertian yang umum kita pahami, adalah kelebihan
/ keunggulan alamiah yang melekat pada diri kita dan menjadi pembeda antara
kita dengan orang lain. Kamus Advance, misalnya, mengartikan talent dengan
“natural power to do something well.” Dalam kamus Marriam-Webster’s, dikatakan
“natural endowments of person.” Dalam percakapan sehari-hari kita sering
mengatakan si anu berbakat di nyanyi, di bisnis, di IT dan seterusnya.
Rupanya, bakat
dalam pengertian kedua ini juga dipakai oleh Thomas Amstrong, pakar pendidikan
dari Harvard University yang sering berkolaborsi dengan Howard Gardner dalam
membahas kecerdasan. Dalam tulisannya, Little Geniuses, yang pernah diterbitkan
majalah Parenting (1989), ia menjelaskan, bakat manusia bisa muncul dalam
berbagai bentuk. Perhatikan daftar kemampuan (ability) di bawah ini lalu
deteksi mana yang paling kuat di dalam diri Anda:
Acting Ability
(akting / gerakan)
Adventuresomeness (kepetualangan)
Aesthetic
perceptiveness (estitika)
Artistic Talent
(artistik)
Athletic prowess
(ke-atlit-an)
Common sense
(pengetahuan umum)
Compassion (peduli
orang lain, mudah tersentuh)
Courage
(keberanian)
Daftar di atas baru
sebagian dari sekian. Masih banyak kemampuan alamiah manusia yang belum atau
tidak bisa dijabarkan. Dan lagi, kalau kita perhatikan praktek hidup, amat
sangat jarang ada orang yang hanya diberi satu kemampuan dari daftar di atas.
Dalam diri setiap manusia ada sekian kemampuan dari daftar di atas. Orang yang
hebat di bidang IT tidak berarti hanya dibekali kemampuan tekun dalam
meng-otak-atik komputer. Ia juga punya kemauan keras, punya disiplin, kreatif,
mau mempelajari hal-hal baru dan seterusnya. Seorang tokoh agama tidak berarti
hanya dibekali kemampuan spiritual sensibility saja. Ia juga punya kemampuan
lain yang mendukung keunggulannya, seperti verbal, sosial, dan lain-lain.
Hal lain yang perlu
kita ingat adalah penjelasan Dr. Sternberg, pakar Psikologi dari Yale
University (Practical Intelligence, John Meunier, Fall, 2003)). Selama
bertahun-tahun mengkaji kemampuan manusia, ia berkesimpulan bahwa kemampuan
manusia itu bukanlah sebuah kemampuan yang sifatnya sudah baku pada satu bentuk
atau titik tertentu (not fixed ability), tetapi sebuah kemampuan yang sifatnya
terus berkembang (developing abilities).
Perbedaan kretivitas dan bakat
Bakat
Bakat
adalah sebuah sifat dasar, kepandaian dan pembawaan yang dibawa sejak lahir,
misalnya menulis. Ada juga kata “bakat yang terpendam”, artinya bakat alami
yang dibawah sejak lahir tapi tidak dikembangkan. Misalnya seseorang memilki
bakat menjadi seorang pelari, tetapi tidak dikembangkan, sehingga kemampuannya
untuk berlari juga tidak berkembang.
Bakat
memiliki tiga arti yaitu achievement (kemampuan aktual), capacity (Kemampuan
potensial), dan aptitude (sifat dan kualitas).
Ciri-ciri
bakat, yaitu:
- Bakat merupakan kondisi atau kualitas yang dimiliki
seseorang, yang memungkinkan seseorang tersebut akan berkembang pada masa
mendatang.
- Bakat merupakan potensi bawaan yang masih membutuhkan
latihan agar dapat terwujud secara nyata.
- Bakat merupakan potensi terpendam dalam diri seseorang.
- Bakat dapat muncul perlu digali, ditemukan, dilatih,
dan dikembangkan.
- Bakat memungkinkan seseorang untuk mencapai prestasi
dalam bidang tertentu, akan tetapi harus ditunjang dengan minat, latihan,
pengertian, pengetahuan, pengalaman, dan dorongan.Bakat tidak selalu
identik disertai minat.
- Bakat yang tidak disertai minat, maupun minat yang
tidak disertai bakat, akan menimbulkan gap. Bila orang tua tidak cukup
cermat misalnya dengan hal ini akan berdampak buruk bagi anak.
Aspek-aspek
Bakat:
- Aspek perseptual:
meliputi kemampuan dalam memberikan penilaian atau pemahaman terhadap
sesuatu.
- Aspek psikomotor:
meliputi kemampuan fisik seperti kekuatan fisik, kecepatan gerak,
ketelitian dan ketepatan, koordinasi dan keluwesan anggota tubuh.
- Aspek intelektual:
meliputi kemampuan mengingat dan mengevaluasi suatu informasi
Atas
dasar bakat yang dimilikinya, maka seseorang akan mampu menunjukkan kelebihan
dalam bertindak dan menguasai serta memecahkan masalah dibandingkan orang lain.
Seseorang yang memiliki bakat akan cepat dapat diamati karena kemampuan yang ia
miliki akan berkembang dengan pesat.
Kreativitas
Kreativitas merupakan salah satu ciri dari perilaku yang inteligen
karena kreativitas juga merupakan manifestasi dari suatu proses kognitif.
Meskipun demikian, hubungan antara kreativitas dan inteligensi tidak selalu
menunjukkan bukti-bukti yang memuaskan. Walau ada anggapan bahwa kreativitas
mempunyai hubungan yang bersifat kurva linear dengan inteligensi, tapi
bukti-bukti yang diperoleh dari berbagai penelitian tidak mendukung hal itu.
Skor IQ yang rendah memang diikuti oleh tingkat kreativitas yang rendah pula.
Namun semakin tinggi skor IQ, tidak selalu diikuti tingkat kreativitas yang
tinggi pula. Sampai pada skor IQ tertentu, masih terdapat korelasi yang cukup
berarti. Tetapi lebih tinggi lagi, ternyata tidak ditemukan adanya hubungan
antara IQ dengan tingkat kreativitas.
Jurnal
kreativitas dan keberbakatan
Tampak adanya fenomena bahwa
dalam proses pembelajaran pendidikan
jasmani di sekolah dasar, masih
ada kecenderungan terhadap pengekangan
kebebasan siswa, pembelajaran
masih banyak didominasi guru, sehingga siswa
hanya berperan sebagai pelaksana
terhadap perintah guru, siswa tidak mendapat
kebebasan untuk mengekspresikan
dirinya Jika hal tersebut dibiarkan,
dikhawatirkan akan berdampak
negatif terhadap pengembangan kreativitas siswa.
Padahal kreativitas penting untuk
dipupuk dan dikembangkan, karena kreativitas
memang sangat dibutuhkan terutama
berkaitan dengan pembangunan Indonesia
yang membutuhkan sumber daya
manusia berkualitas yang memiliki kreativitas
tinggi.
Salah satu cara untuk
mengembangkan kreativitas siswa adalah melalui
implementasi model pembelajaran
inkuiri dalam pendidikan jasmani alasannya
karena kreativitas bisa
berkembang jika tidak ada pengekangan, artinya dalam
proses pembelajaran siswa diberi
kebebasan untuk mengekspresikan dirinya dan
dalam hal ini guru tidak
mendominasi pembelajaran, dan banyak ahli yang
berpendapat bahwa model
pembelajaran inkuiri dapat digunakan untuk
mengembangkan kreativitas.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana
profil kreativitas siswa sebelum
dan sesudah diimplementasikan model
pembelajaran inkuiri dalam
pendidikan jasmani?
Metode penelitian yang digunakan
adalah metode penelitian eksperimen.
Perlakuan diberikan selama satu
semester. Desain penelitian yang digunakan
adalah “Pre Test – Post Test”.
Instrumen tes untuk mengukur kreativitas
menggunakan angket.
Setelah dilakukan penghitungan
dan analisis data maka terbukti bahwa
implementasi model pembelajaran
inkuiri yang diterapkan dalam pendidikan
jasmani dapat mengembangkan
kreativitas siswa Sekolah Dasar.
MKPS.
LB 334 PENDIDIKAN ANAK BERBAKAT : S1, 3 SKS, SMT 3
Mata kuliah ini
merupakan kelompok mata kuliah wajib, yaitu bagi mahasiswa jurusan
pendidikan luar
biasa. Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan
konsep anak
berbakat , identifikasi dan layanan pendidikannya serta pengembangan program
bimbingan konseling
bagi anak berbakat. Matakulian ini mengkaji hakekat keberbakatan dan konsep
anak berbakat.
Pembahasannya mencakup juga karakteristik dan pengembangan model layanan anak
bebakat, kurikulum
berdiferensiasi, program pembelajaran, model pembelajaran anak berbakat dan
bimbingan konseling
anak berbakat. Pelaksanaan perkuliahan menggunakan berbagai pendekatan
pembelajaran,
terutama pendekatan ekspositori dalam bentuk ceramah dan tanya jawab, dan
pendekatan inkuiri
dengan menggunakan pendekatan penyelesaian tugas penyusunan dan penyajian
makalah, laporan
buku, dan jurnal. Media pembelajaran yang akan digunakan adalah LCD, OHP
serta media-media
lainnya yang disesuaikan dengan topik perkuliahan yang akan disampaikan.
Tahapan penguasaan
mahasiswa melalaui evaluasi UTS (bobot 35%), UAS (bobot 35%), Tugas
(bobot 20%),
Kehadiran dan keaktifan (bobot 10%). Khusus untuk kehadiran minimal mahasiswa
adalah 80% dari 16
kali rencana pertemuan selama satu semester.
Buku
utama;
Ashmen, Andrian dan
Elkins.John (1994) Educating Children With Special Needs. New York:
Prentice Hall;
Clark, Barbara (1983) Growing Up Gifted, Secon. Ed. Ohio; Charles
E.merrril
Publishing Company
; Cullatta, Richard A st.al ( 2003) Fundamentals of Special Education, What
Every teacher Need
to Know. New Jersey : Pearson Education; Ichrom, M.Sholeh Y.A. (1996),
Identifikasi
dan Pendidikan Dini Anak Berbakat, Jakarta: Depdikbud;
McBrayer, Kim Fong Poon
dan Gon Jon Liang,
Ming (2002) Special Needs Education, Children with Exceptionalities. Hong
kong,: The Chinese
University Press; Munandar, Utami ( 1995) Mengembangkan Kreativitas Anak
Berbakat,
Jakarta: Depdikbud; Sisk, Dorothy (1987) Kreative Teaching of
the Gifted. USA:
McGraw-Hill; Smith,
J. David (1998) Inclusion, School for All Student, Wodsworth Publishing
Company; Semiawan,
Conny (1996) Perspektif Pendidikan Anak Berbakat, Jakarta: Depdikbud;
Miler, Alice (
2005) The Drama of The Gifted Child : The Search for the True Self Drama
Anakanak
kita. Anak Berbakat mencari Identitas. Penerjemah : Nikmah
Sarjono. Jakarta: Alvabeta
0 komentar:
Posting Komentar