NAMA:
Aldian ismantoro
Kelas:
2PA14
NPM:
10513611
A. Pengertian Hubungan Interpersonal
Hubungan interpersonal adalah dimana ketika kita
berkomunikasi, kita
bukan sekedar menyampaikan isi pesan, tetapi juga menentukan kadar hubungan
interpersonalnya. Jadi ketika kita berkomunikasi kita tidak hanya menentukan
content
melainkan juga menentukan relationship.
Dari segi psikologi komunikasi, kita dapat menyatakan bahwa makin baik
hubungan interpersonal, makin terbuka orang untuk mengungkapkan dirinya; makin
cermat persepsinya tentang orang lain dan persepsi dirinya; sehingga makin
efektif
komunikasi yang berlangsung diantara komunikan.
1. Model Pertukaran Sosial
Model ini memandang hubungan interpersonal sebagai suatu
transaksi dagang. Orang berhubungan dengan orang lain karena mengharapkan
sesuatu untuk memenuhi kebutuhannya.
Ganjaran yang dimaksud adalah setiap akibat yang dinilai positif yang
diperoleh seseorang dari suatu hubungan. Ganjaran dapat berupa uang,
penerimaan sosial, atau dukungan terhadap nilai yang dipegangnya. Sedangkan
yang dimaksud dengan biaya adalah akibat yang negatif yang terjadi dalam
suatu hubungan. Biaya itu dapat berupa waktu, usaha, konflik, kecemasan, dan
keruntuhan harga diri dan kondisi-kondisi lain yang dapat menimbulkan efekefek
tidak menyenangkan.
2. Model Peranan
Model peranan menganggap hubungan interpersonal sebagai
panggung sandiwara. Disini setiap orang harus memerankan peranannya sesuai
dengan naskah yang telah dibuat oleh masyarakat. Hubungan interpersonal
berkembang baik bila setiap individu bertidak sesuai dengan peranannya.
3. Model Interaksional
Model ini memandang hubungan interpersonal sebagai suatu
sistem.
Setiap sistem memiliki sifat-sifat strukural, integratif dan medan. Semua
sistem
terdiri dari subsistem-subsistem yang saling tergantung dan bertindak bersama
sebagai suatu kesatuan. Selanjutnya, semua sistem mempunyai kecenderungan
untuk memelihara dan mempertahankan kesatuan. Bila ekuilibrium dari sistem
terganggu, segera akan diambil tindakannya. Setiap hubungan interpersonal
harus dilihat dari tujuan bersama, metode komunikasi, ekspektasi
dan pelaksanaan peranan.
Adapun tahap-tahap untuk menjalin hubungan interpersonal,
yaitu:
1. Pembentukan
Tahap ini sering disebut juga dengan tahap perkenalan.
Beberapa
peneliti telah menemukan hal-hal menarik dari proses perkenalan. Fase pertama,
“fase kontak yang permulaan”, ditandai oleh usaha kedua belah pihak untuk
menangkap informasi dari reaksi kawannya. Masing-masing pihak berusaha
menggali secepatnya identitas, sikap dan nilai pihak yang lain. bila mereka
merasa ada kesamaan, mulailah dilakukan proses mengungkapkan diri. Pada
tahap ini informasi yang dicari meliputi data demografis, usia, pekerjaan,
tempat
tinggal, keadaan keluarga dan sebagainya.
2. Peneguhan Hubungan
Hubungan interpersonal tidaklah bersifat statis, tetapi
selalu berubah.
Untuk memelihara dan memperteguh hubungan interpersonal, diperlukan
tindakan-tindakan tertentu untuk mengembalikan keseimbangan.
Hubungan peran
A.Model Peran
Menganggap hubungan interpersonal sebagai panggung
sandiwara. Disini setiap orang harus memerankan peranannya sesuai dengan naskah
yang telah dibuat oleh masyarakat. Hubungan interpersonal berkembang baik bila
setiap individu bertindak sesuai dengan peranannya.
B. Konflik
Konflik Interpersonal adalah pertentangan antar seseorang
dengan orang lain karena pertentengan kepentingan atau keinginan. Hal ini
sering terjadi antara duaorang yang berbeda status, jabatan, bidang kerja dan
lain-lain. Konflik interpersonal ini merupakan suatu dinamika yang amat penting
dalam perilaku organisasi.
Karena konflik semacam ini akan melibatkan beberapa
peranan dari beberapa anggota organisasi yang tidak bisa tidak akan mempngaruhi
proses pencapaian tujuan organisasi tersebut
C. Adequacy Peran dan Autentisitas Dalam Hubungan Peran
Kecukupan perilaku yang diharapkan pada seseorang sesuai
dengan posisi sosial yang diberikan baik secara formal maupun secara informal.
Peran didasarkan pada preskripsi (ketentuan) dan harapan peran yang menerangkan
apa yang individu-individu harus lakukan dalam suatu situasi tertentu agar
dapat memenuhi harapan-harapan mereka sendiri atau harapan orang lain
menyangkut peran-peran tersebut.
D. Intimasi dan Hubungan Pribadi
Sebagai konsekuensi adanya daya tarik menyebabkan
interaksi sosial antar individu menjadi spesifik atau terjalin hubungan intim.
Orang-orang tertentu menjadi istimewa buat kita, sedangkan orang lain tidak.
Orang-orang tertentu menjadi sangat dekat dengan kita, dibandingkan orang lain.
Adapun bentik intim terdiri dari persaudaraan, persahabatan, dan percintaan.
Intimasi
dan Hubungan Pribadi.
Pendapat beberapa ahli mengenai
intimasi, di antara lain yaitu :
a)
Shadily dan Echols (1990)
mengartikan intimasi sebagai kelekatan yang kuat yang didasarkan oleh saling
percaya dan kekeluargaan.
b)
Sullivan (Prager, 1995)
mendefinisikan intimasi sebagai bentuk tingkah laku penyesuaian seseorang untuk
mengekspresikan akan kebutuhannya terhadap orang lain.
c)
Steinberg (1993) berpendapat bahwa
suatu hubungan intim adalah sebuah ikatan emosional antara dua individu yang
didasari oleh kesejahteraan satu sama lain, keinginan untuk memperlihatkan
pribadi masing-masing yang terkadang lebih bersifat sensitif serta saling
berbagi kegemaran dan aktivitas yang sama.
Intimasi dan pertumbuhan
Apapun alasan untuk berpacaran, untuk bertumbuh dalam keintiman, yang
terutama adalah cinta. Keintiman tidak akan bertumbuh jika tidak ada cinta .
Keintiman berarti proses menyatakan siapa kita sesungguhnya kepada orang lain.
Keintiman adalah kebebasan menjadi diri sendiri. Keintiman berarti proses
membuka topeng kita kepada pasangan kita. Bagaikan menguliti lapisan demi
lapisan bawang, kita pun menunjukkan lapisan demi lapisan kehidupan kita secara
utuh kepada pasangan kita.
Keinginan setiap pasangan adalah menjadi intim. Kita ingin diterima,
dihargai, dihormati, dianggap berharga oleh pasangan kita. Kita menginginkan
hubungan kita menjadi tempat ternyaman bagi kita ketika kita berbeban. Tempat
dimana belas kasihan dan dukungan ada didalamnya.
CINTA
DAN PERKAWINAN
A.
Bagaiamana memilih pasangan
Jika kita ditanya
orang lain, ingin kriteria seperti apa untuk pasangan hidup kita kelak? pasti
beragam jawabnya.. ada yang ingin suami cakep atau istri yang cantik, ada yang
ingin punya suami kaya raya atau setidaknya mertua yang kaya raya, atau
pasangan hidup yang sholeh dan sholikhah... banyak sekali pilihannya...
Lantas bagaimana jika kita tidak bisa milih sendiri alias dijodohkan.. mungkin
ada yang pasrah seperti cerita Siti Nurbaya, ada yang biasa aja, ada yang
berontak membikin acara minggat dari rumah, bahkan yang paling parah nih sampai
niat bunuh diri.
Nah saya akan
memberikan beberapa tips memilih pasangan hidup. (ini berdasarkan pengalaman penulis)
Pada dasarnya memilih pasangan hidup itu berdasarkan tiga kriteria dasar yaitu
:
- COCOK JADI ANAK DARI ORANG TUA KITA
- COCOK JADI AYAH / IBU DARI ANAK-ANAK KITA KELAK
- COCOK JADI SUAMI / ISTRI KITA
Akan kita bahas satu
persatu ya
- Cocok Jadi Anak Dari Orang Tua Kita
Terus terang bagi saya
itu orang tua adalah yang paling utama, makanya saya tempatkan kriteria ini di
nomer pertama. Kita semua pasti ingin donk pasangan hidup kita bisa akur dengan
orang tua kita.
Memang terkadang orang
tua terkesan 'cerewet' dalam menilai calon pasangan kita.. yang harus inilah..
yang harus itulah.. tp jangan berburuk sangka dulu. berpikir positiflah dahulu
bahwa itu adalah bentuk kekhawatiran orang tua kita terhadap kehidupan kita
kelak. Mulailah pelajari apa aja keinginan orang tua sebenarnya dan komunikasi
yang baik adalah caranya. Diskusi sambil minum teh atau pada saat relaks nonton
TV bareng. Saya rasa orang tua sendiri juga sudah bisa menyadari bahwa tidak
semua kriteria yang ditetapkannya itu bisa kita penuhi,
jadi anda jangan langsung menjawab dengan nada protes jika ada kriteria dari
orang tua yang tidak anda sukai. Santai aja teman...
Ibaratnya anda tidak akan bisa langsung menghentikan laju jalan orang yang
berbadan jauh lebih tinggi dan besar dengan cara menghadangnya langsung tanpa
melukai diri sendiri. Iringi dia jalan, ajak bicara dan rangkul dia sambil
perlahan-lahan belokan atau hentikan jalannya.
- Cocok Jadi Ayah / Ibu Dari Anak-anak Kita Kelak
Ini adalah kriteria
kedua yang saya tetapkan. Nggak mau donk anak-anak kita terlantar gara-gara
suami / istri kita nggak perhatian dengan anak kita. Orang tua harus perhatian
kepada anak entah itu masalah pendidikannya (baik pendidikan agama ataupun
formal), kesehatannya, keperluannya, dan lain2. karena itu adalah salah satu
cara membentuk pribadi anak kita.
- Cocok Jadi Suami / Istri Kita
Ini adalah kriteria
yang terakhir. Saya menempatkannya di posisi terakhir bukan berarti saya harus
mengalah dan menomor kesekiankan keinginan pribadi saya. Saya juga mau punya
istri yang cantik, seksi, pinter masak, atau apalah kriteria-kriteria menarik
lainnya. saya menempatkan di posisi terakhir itu karena kriteria ini lebih
mudah dicari daripada 2 kriteria diatas. Banyak kok di dunia ini cowok yang
ganteng dan gagah atau cewek yang cantik dan seksi... tinggal pilih aja (
masalahnya cuma satu, mereka mau nggak dengan kita hahaha )
Itulah penjelasan ketiga kriteria yang saya terapkan dalam memilih pasangan
hidup saya. Jujur sejujurnya, dalam masa pencarian saya, terutama untuk
kriteria pertama dan kedua, saya bahkan harus 'memendam agak dalam' perasaan
'CINTA' di hati saya karena harus bolak-balik putus-ganti-putus-ganti dengan
beberapa orang gadis. Bukan berarti mereka banyak 'kekurangan' sehingga tidak
saya pilih, ada beberapa kasus yang justru 'kekurangan' tersebut berasal dari
saya ( tapi mohon maaf tidak bisa saya sebutkan disini ^_^a ). Waktu itu saya
cuma yakin bahwa cinta itu bisa datang belakangan dengan sendirinya seiring
berjalannya waktu, dan ternyata memang seperti itu.
Berbicara tentang
memulai hubungan dengan tanpa rasa cinta, saya ingin menyarankan kepada
teman-teman yang dijodohkan oleh orang tuanya untuk tidak langsung bilang
'TIDAK' terlebih dahulu. Alangkah baiknya anda kenal dulu 'jodoh' yang
diberikan oleh orang tua anda. Memang sih ini bukan jamannya Siti Nurbaya, tapi
apakah anda yakin bahwa 'jodoh' pilihan anda sendiri itu lebih baik dari
'jodoh' yang dikenalkan oleh orang tua anda?? Mungkin anda bisa belajar dari
orang-orang sekitar anda. Teman saya sendiri dijodohkan dan usia perkawinannya
sekarang 7 tahun, juga tidak ada masalah yang berarti.
Saya tidak menyarankan
bahwa memulai hubungan harus tanpa rasa cinta karena bagaimanapun rasa cinta
itu adalah sebuah anugerah yang indah yang diberikan oleh Allah SWT. Memulai
hubungan dengan rasa cinta itu sangatlah baik, tapi jika tidak memungkinkan
seperti itu bukan berarti dunia mau runtuh kan....
B. Seluk-beluk
hubungan dalam perkawinan
Pada umumnya
salah satu tanda kegagalan suami-istri dalam mencapai kebahagiaan perkawinan
adalah perceraian. Perceraian adalah akumulasi dari kekecewaan yang
berkepanjangan yang disimpan dalam alam bawah sadar individu. Adanya batas
toleransi pada akhirnya menjadikan kekecewaan tersebut muncul kepermukaan,
sehingga keinginan untuk bercerai begitu mudah.
Masalah
diseputar perkawinan atau kehidupan berkeluarga antara lain:
· Kesulitan ekonomi keluarga yang kurang tercukupi.
·
Perbedaan watak.
·
Temperamen dan perbedaan kepribadian yang sangat tajam
antara suami dan istri.
·
Ketidakpuasan dalam hubungan seks.
·
Kejenuhan rutinitas.
· Hubungan antara keluarga besar yang kurang baik.
· Adanya istilah WIL (wanita idaman lain) atau PIL
(pria idaman lain).
·
Masalah harta warisan.
· Menurunnya perhatian kedua belah pihak.
·
Domonasi dan intervensi orang tua atau mertua.
· Kesalahpahaman antara kedua belah pihak.
Dari salah satu masalah diatas yaitu kesalahpahaman
yang menyebabkan pasangan menjadi tersinggung, sehingga terkadang memicu adanya
perceraian, merupakan masalah yang sering terjadi dalam kehidupan rumah tangga.
Karena kesalahpahaman itulah yang terkadang pasangan enggan untuk membuka
komunikasi dengan pasangannya yang kemudian menimbulkan misskomunikasi. Tanpa
mereka sadari dengan keadaan seperti itu malah akan membuat mereka sulit dalam
menghadapi problem apapun. Komunikasi yang intern dan baik akan melahirkan
saling keterbukaan dan suasana keluarga yang nyaman.
Allah juga memerintahkan kepada suami-istri untuk selalu berbuat baik.
Suami dan istri sering beranggapan bahwa masalah yang timbul akan
selesai dengan sendirinya, asalkan bersabar dan menyediakan waktu yang panjang.
Namun kenyataannya masalah yang didiamkan bukan
membaik, malah memburuk seiring berjalannya waktu yang lama. Kejengkelan makin
menumpuk dan penyelesaian makin jauh di mata, kareana masalah menjadi seperti
benang kusut dan tidak tahu lagi harus memulainya dari mana. Tabungan cinta
cenderung menyusut seiring dengan berkecamuknya masalah dengan berkurangnya
cinta dan kasih sayang, berkurang pulalah semangat untuk menyelesaikan masalah.
Pada akhirnya ketidakpedulian menggantikan cinta dan makin menyesuaikan diri
dalam kehidupan yang tidak sehat ini. Dengan kata lain antara suami dan istri
sudah menemukan cara yang efektif untuk menyelesaikannya tapi tidak dilakukan
sehingga dapat menimbulkan perceraian.
C. Penyesuaian
dan pertumbuhan dalam perkawinan
Perkawinan tidak
berarti mengikat pasangan sepenuhnya. Dua individu ini harus dapat
mengembangkan diri untuk kemajuan bersama. Keberhasilan dalam perkawinan tidak
diukur dari ketergantungan pasangan. Perkawinan merupakan salah satu tahapan
dalam hidup yang pasti diwarnai oleh perubahan. Dan perubahan yang terjadi
dalam sebuah perkawinan, sering tak sederhana. Perubahan yang terjadi dalam
perkawinan banyak terkait dengan terbentuknya relasi baru sebagai satu kesatuan
serta terbentuknya hubungan antarkeluarga kedua pihak.
Relasi yang diharapkan
dalam sebuah perkawinan tentu saja relasi yang erat dan hangat. Tapi karena
adanya perbedaan kebiasaan atau persepsi antara suami-istri, selalu ada hal-hal
yang dapat menimbulkan konflik. Dalam kondisi perkawinan seperti ini, tentu
sulit mendapatkan sebuah keluarga yang harmonis.
Pada dasarnya,
diperlukan penyesuaian diri dalam sebuah perkawinan, yang mencakup perubahan
diri sendiri dan perubahan lingkungan. Bila hanya mengharap pihak pasangan yang
berubah, berarti kita belum melakukan penyesuaian.
Banyak yang bilang
pertengkaran adalah bumbu dalam sebuah hubungan. Bahkan bisa menguatkan ikatan
cinta. Hanya, tak semua pasangan mampu mengelola dengan baik sehingga kemarahan
akan terakumulasi dan berpotensi merusak hubungan.
D. Perceraian
dan pernikahan kembali
Pernikahan bukanlah
akhir kisah indah bak dongeng cinderella, namun dalam perjalanannya, pernikahan
justru banyak menemui masalah. Menikah Kembali setelah perceraian mungkin
menjadi keputusan yang membingungkan untuk diambil. Karena orang akan mencoba
untuk menghindari semua kesalahan yang terjadi dalam perkawinan sebelumnya dan
mereka tidak yakin mereka bisa memperbaiki masalah yang dialami. Mereka
biasanya kurang percaya dalam diri mereka untuk memimpin pernikahan yang
berhasil karena kegagalan lama menghantui mereka dan membuat mereka ragu-ragu
untuk mengambil keputusan.
Apa yang akan
mempengaruhi peluang untuk menikah setelah bercerai? Ada banyak faktor.
Misalnya seorang wanita muda pun bisa memiliki kesempatan kurang dari menikah
lagi jika dia memiliki beberapa anak. Ada banyak faktor seperti faktor
pendidikan, pendapatan dan sosial.
Sebagai manusia, kita
memang mempunyai daya tarik atau daya ketertarikan yang tinggi terhadap hal-hal
yang baru. Jadi, semua hal yang telah kita miliki dan nikmati untuk suatu
periode tertentu akan kehilangan daya tariknya. Misalnya, Anda mencintai pria
yang sekarang menjadi pasangan karena kegantengan, kelembutan dan tanggung
jawabnya. Lama-kelamaan, semua itu berubah menjadi sesuatu yang biasa. Itu
adalah kodrat manusia. Sesuatu yang baru cenderung mempunyai daya tarik yang
lebih kuat dan kalau sudah terbiasa daya tarik itu akan mulai menghilang pula.
Ada kalanya, hal-hal yang sama, yang terus-menerus kita lakukan akan membuat
jenuh dalam pernikahan.
Esensi dalam
pernikahan adalah menyatukan dua manusia yang berbeda latar belakang. Untuk itu
kesamaan pandangan dalam kehidupan lebih penting untuk diusahakan bersama.
Jika ingin sukses dalam
pernikahan baru, perlu menyadari tentang beberapa hal tertentu, jangan biarkan
kegagalan masa lalu mengecilkan hati. Menikah Kembali setelah perceraian bisa
menjadi pengalaman menarik. tinggalkan masa lalu dan berharap untuk masa depan
yang lebih baik.
E. Single Life
Paradigma terhadap
lajang cenderung memojokkan. pertanyaannya kapan menikah?? Ganteng-ganteng kok
ga menikah? Apakah Melajang Sebuah Pilihan??
Ada banyak alasan
untuk tetap melajang. Perkembangan jaman, perubahan gaya hidup, kesibukan pekerjaan
yang menyita waktu, belum bertemu dengan pujaan hati yang cocok, biaya hidup
yang tinggi, perceraian yang kian marak, dan berbagai alasan lainnya membuat
seorang memilih untuk tetap hidup melajang. Batasan usia untuk menikah kini
semakin bergeser, apalagi tingkat pendidikan dan kesibukan meniti karir juga
ikut berperan dalam memperpanjang batasan usia seorang untuk menikah. Keputusan
untuk melajang bukan lagi terpaksa, tetapi merupakan sebuah pilihan. Itulah
sebabnya, banyak pria dan perempuan yang memilih untuk tetap hidup melajang.
Persepsi masyarakat
terhadap orang yang melajang, seiring dengan perkembangan jaman, juga berubah.
Seringkali kita melihat seorang yang masih hidup melajang, mempunyai wajah dan
penampilan di atas rata-rata dan supel. Baik pelajang pria maupun wanita,
mereka pun pandai bergaul, memiliki posisi pekerjaan yang cukup menjanjikan,
tingkat pendidikan yang baik.
Alasan yang paling
sering dikemukakan oleh seorang single adalah tidak ingin kebebasannya
dikekang. Apalagi jika mereka telah sekian lama menikmati kebebasan bagaikan
burung yang terbang bebas di angkasa. Jika hendak pergi, tidak perlu meminta
ijin dan menganggap pernikahan akan membelenggu kebebasan. Belum lagi jika
mendapatkan pasangan yang sangat posesif dan cemburu.
Banyak perusahaan
lebih memilih karyawan yang masih berstatus lajang untuk mengisi posisi
tertentu. Pertimbangannya, para pelajang lebih dapat berkonsentrasi terhadap
pekerjaan. Hal ini juga menjadi alasan seorang tetap hidup melajang.
Banyak pria menempatkan
pernikahan pada prioritas kesekian, sedangkan karir lebih mendapat prioritas
utama. Dengan hidup melayang, mereka bisa lebih konsentrasi dan fokus pada
pekerjaan, sehingga promosi dan kenaikan jabatan lebih mudah diperoleh.
Biasanya, pelajang lebih bersedia untuk bekerja lembur dan tugas ke luar kota
dalam jangka waktu yang lama, dibandingkan karyawan yang telah menikah.
Kemapanan dan kondisi
ekonomi pun menjadi alasan tetap melajang. Pria sering kali merasa kurang
percaya diri jika belum memiliki kendaraan atau rumah pribadi. Sementara,
perempuan lajang merasa senang jika sebelum menikah bisa hidup mandiri dan
memiliki karir bagus. Mereka bangga memiliki sesuatu yang dihasilkan dari hasil
keringat sendiri. Selain itu, ada kepuasaan tersendiri.
Banyak yang mengatakan
seorang masih melajang karena terlalu banyak memilih atau ingin mendapat
pasangan yang sempurna sehingga sulit mendapatkan jodoh. Pernikahan adalah
untuk seumur hidup. Rasanya tidak mungkin menghabiskan masa hidup kita dengan
seorang yang tidak kita cintai. Lebih baik terlambat menikah daripada menikah
akhirnya berakhir dengan perceraian.
Lajang pun lebih
mempunyai waktu untuk dirinya sendiri, berpenampilan lebih baik, dan dapat
melakukan kegiatan hobi tanpa ada keberatan dari pasangan. Mereka bebas untuk
melakukan acara berwisata ke tempat yang disukai dengan sesama pelajang.
Pelajang biasanya
terlihat lebih muda dari usia sebenarnya jika dibandingkan dengan teman-teman
yang berusia sama dengannya, tetapi telah menikah.
Ketika diundang ke
pernikahan kerabat, pelajang biasanya menghindarinya. Kalaupun datang, mereka
berusaha untuk berkumpul dengan para sepupu yang masih melajang dan sesama
pelajang. Hal ini untuk menghindari pertanyaan singkat dan sederhana dari
kerabat yang seusia dengan orangtua mereka. Kapan menikah? Kapan menyusul?
Sudah ada calon? Pertanyaan tersebut, sekalipun sederhana, tetapi sulit untuk
dijawab oleh pelajang.
Seringkali, pelajang
juga menjadi sasaran keluarga untuk dicarikan jodoh, terutama bila saudara
sepupu yang seumuran telah menikah atau adik sudah mempunyai pacar. Sementara
orangtua menginginkan agar adik tidak melangkahi kakak, agar kakak tidak berat
jodoh.
Tidak dapat
dipungkuri, sebenarnya lajang juga mempunyai keinginan untuk menikah, memiliki
pasangan untuk berbagi dalam suka dan duka. Apalagi melihat teman yang seumuran
yang telah memiliki sepasang anak yang lucu dan menggemaskan. Bisa jadi, mereka
belum menemukan pasangan atau jodoh yang cocok di hati. Itulah alasan mereka
untuk tetap menjalani hidup sebagai lajang.
Melajang adalah sebuah
sebuah pilihan dan bukan terpaksa, selama pelajang menikmati hidupnya. Pelajang
akan mengakhiri masa lajangnya dengan senang hati jika telah menemukan seorang
yang telah cocok di hati.
Kehidupan melajang
bukanlah sebuah hal yang perlu ditakuti. Bukan pula sebuah pemberontakan
terhadap sebuah ikatan pernikahan. Hanya, mereka belum ketemu jodoh yang cocok
untuk berbagi dalam suka dan duka serta menghabiskan waktu bersama di hari tua.
Arus modernisasi dan gender membuat para perempuan Indonesia dapat menempati
posisi yang setara bahkan melebihi pria. Bahkan sekarang banyak perempuan yang
mempunyai penghasilan lebih besar dari pria. Ditambah dengan konsep pilihan
melajang, terutama kota-kota besar, mendorong perempuan Indonesia untuk hidup
sendiri.
DAFTAR PUSTAKA:
· Wirawan, Sarlito S. 2002. Individu dan teori-teori
psikologi social. Jakarta: Balai Pustaka
· Dayakisni, Tri. 2006. Psikologi social. Edisi revisi.
Malang : Universitas Muhamadiyah Malang
· Aronson ,Elliot .(2005).social psychology .upper saddle river
:person prentice hall
· Hall, S Calvin., Lindzey ,
Gardner., (2009). teori - teori psikodinamika, yogyakarta:kanisius
· Jalaluddin Rakhmat (1998):
Psikologi Komunikasi, Edisi 12, PT Remaja Rosdakarya Offset, Bandung.